Menerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi

TEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR


Seorang kameramen adalah salah satu kunci utama keberhasilan sebuah film dokumenter. Ibarat tentara, seorang kameramen dituntut untuk melakukan shot secara tepat dan menghasilkan keindahan dan kesan yang akan memberi rasa nyaman bagi penonton serta menangkap maksud dari film dokumenter kita yang yang sedang ditontonnya.
Film dokumenter berbeda dengan film fiksi yang menggunakan sutradara untuk mengatur segala sesuatunya sehingga mampu ’menciptakan’ momen yang akan diperagakan baik oleh aktor protagonis, antagonis, figuran, maupun mendesain (bahkan merekayasa) kondisi lingkungannya. Dalam film dokumenter, momen menjadi hal yang sangat penting dan hampir dipastikan tidak akan terulang untuk kedua kalinya. Kondisi tersebut kemudian menuntut sang kameramen untuk tetap siaga menangkap setiap momen yang hadir tersebut.
Pengambilan gambar secara serampangan akan menghasilkan kualitas gambar yang tidak baik, sehingga membuat penonton jenuh walaupun film kita tersebut memiliki kandungan pesan yang kuat dan momen yang tepat. Ketidak berhasilan kameramen dalam mengambil gambar dan terkesan serampangan biasanya disebabkan oleh kondisi mental (terburu-buru atau dalam kondisi dibwah tekanan/under pressure) kameramen yang tidak siap ketika momen hadir serta kurangnya pemahaman mengenai teknik pengambilan gambar. Berikut disajikan beberapa teknik dasar pengambilan gambar:
Pengambilan Gambar Berdasarkan Sudut Objek:
  1. Dutch Angle
Pengambilan gambar secara miring. Biasanya teknik ini digunakan untuk memberikan kesan ketidak stabilan emosi.
  1. Worm Angle
Kamera di letakkan diatas tanah dimana objek terdapat diatas tanah pula berhadapan dengan kamera. Hasilnya seolah-olah mata penonton mewakili mata cacing diatas permukaan tanah.
  1. Bird Eye
Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada diatas ketinggian objek. Hasilnya seolah-olah mata penonton mewakili mata burung sehingga akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan.
  1. Frog Eye
Sudut pengambilan gambar dengan setinggi kamera sejajar dengan alas / dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.
  1. Crazy Angle
Kamera bergerak tidak beraturan. Seperti halnya dutch angle, teknik ini juga dilakukan untuk menggambarkan ketidak stabilan emosi atau menampilkan kesan bencana alam seperti gempa bumi atau bangunan runtuh.
  1. Change Focus
Mengubah fokus dari satu objek ke objek lainnya dalam satu frame.
  1. Circle / Circular Track
Kamera akan mengitari/mengelilingi objek yang diam maupun bergerak.
  1. Side Shoot
Merekam dari samping dan mengikuti objek yang bergerak.
  1. Extreme Top Shoot
Mengambil gambar objek dari atas (90°)
  1. High Angel
Pengambilan gambar objek  dari atas. Teknik ini biasanya digunakan untuk menampilkan kewibawaan seseorang (objek).
  1. Eye Level
Pengambilan gambar sejajar dengan mata.
  1. Low Angel
Pengambilan gambar objek dari bawah. Teknik ini biasanya digunakan untuk menampilkan kesan objek (orang) yang lemah.
Pengambilan Gambar Berdasarkan Ukuran:
  1. Extreme Close Up (ECU)
Mengambil gambar salah satu bagian dari objek secara detail misalnya hidung, mata, bibir, dll.
  1. Big Close Up (BCU)
Mengambil gambar salah satu bagian dari objek dalam kesatuan detail misalnya keseluruhan kepala dari dagu hingga ujung rambut atau sebatas alis mata.
  1. Medium Close Up (MCU)
Sebagian dari objek namun diambil dari jarak dekat misalnya leher hingga pinggang untuk memperlihatkan baju baru seseorang.
  1. Medium Shot (MS)
Pengambilan dari jarak sedang jika objeknya orang makayang terlihat hanya separuh badannya saja (dari perut/pinggang keatas).
  1. Knee Shot (KS)
Pengambilan gambar objek dari kepala hingga lutut.
  1. Full Shot (FS)
Pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala sampai kaki.
  1. Long Shot (LS)
Pengambilan secara keseluruhan. Gambar diambil dari jarak jauh, seluruh objek terkena hingga latar belakang objek.
  1. Medium Long Shot (MLS)
Gambar diambil dari jarak yang wajar, misalnya 3 objek maka maka seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala sampai kaki.
  1. Extreme Long Shot (XLS)
Gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan objek lagi tapi tetapi latar belakangnya. Dengan demikian dapat diketahui posisi objek tersebut terhadap lingkungannya.
  1. One Shot (1S)
Kamera di fokuskan kepada satu objek.
  1. Two Shot(2S)
Kamera di fokuskan kepada dua objek.
  1. Three Shot (3S)
Kamera di fokuskan kepada tiga objek.
  1. Group Shot (GS)
Kamera di fokuskan kepada beberapa objek.
Pengambilan Gambar Berdasarkan Gerakan Kamera
  1. Zoom In/Zoom Out
Kamera seakan bergerak menjauh dan mendekat, tapi dengan menggunakan tombol W/T
  1. Panning
Pengambilan gambar secara horizontal (kanan ke kiri ataupun sebaliknya).
  1. Tilting
Pengambilan gambar secara vertical yaitu atas ke bawah (tilt up) dan bawah keatas (tilt down) .
  1. Dolly
Kedudukan kamera diatas tripod dan diatas landasan rodanya. Dolly in jika bergerak maju mendkati objek dan dolly out jika bergerak mundur menjauhi objek.
  1. Follow
Kamera bergerak mengiringi pergerakan objek.
  1. Crane Shoot
Gerakan kamera yang dipasang diatas roda crane.
  1. Fading
Biasa juga dikenal dengan istilah fade to black, dimana saat terjadi pergantian atau transisi gambar menggunakan efek gambar muncul secara perlahan (fade in) dan gambar perlahan menghilang (fade out) atau gambar pertama dan kedua bergantian secara bersamaan (cross fade).
  1. Framing
Objek berada dalam framing shot yaitu objek memasuki bingkai (frame in) atau objek keluar dari bingkai (frame out)
Pengambilan Gambar Tanpa Menggerakkan Kamera
  1. Objek bergerak sejajar arah kamera
  2. Objek bergerak mendekati kamera (walk in)
  3. Objek bergerak menjauhi kamera (walk away)
Pengambilan Gambar untuk Menghasilkan Kesan Dramatik
  1. Backlight shot
Pencahayaan datang dari arah belakang objek.
  1. Reflection shot
Mengambil bayangan/pantulan objek baik dari cermin maupun air atau media lain yang menggambarkan objek.
  1. Door Frame Shoot
Kejadian objek diambil tidak dalam satu ruangan dengan menampilkan jendela ataupun pintu sedangkan kejadian dari aktifitas objek terjadi dibalik jendela atau pintu tersebut.
  1. Artificial Framing shot
Memanfaatkan objek sekunder (misalnya daun atau ranting pohon ) tepat dihadapan kamera saat mengambil gambar objek utama,.
  1. Jaws shot
Objek seakan-akan kaget melihat kamera.
  1. Framing with Background Object
Objek tetap fokus sebagai gambar namun tetap menampilkan background objek. Sebaiknya background dari objek tersebut sedikit agak blur namun tanpa menghilangkan keaslian tampakan background.
  1. The Secret of Foreground Framing Shot
Perpaduan pengambilan gambar dari fokus objek yang didepan sampai background-nya dalam satu adegan adegan gambar.
  1. Tripod Transition
Perpindahan pengambilan gambar secara cepat dari satu objek ke objek lainnya secara cepat namun kamera tetap pada posisi di atas tripod.
  1. Artificial Hair light
Menggunakan efek lighting untuk pencahayaan yang diarahkan ke rambut objek.
  1. Fast Road Effect
Pengambilan gambar dari kendaraan yang sedang melaju kencang.
  1. Walking Shot
Mengikuti objek yang sedang berjalan atau berlari untuk memberi kesan situasi terburu-buru (jalan cepat atau berlari) maupun sedang dalam jalan santai.
  1. Over Shoulder
Pengambilan gambar dari belakang objek yang sedang beraktifitas (misalnya memandang) sesuatu atau sedang berdialog.
  1. Profil Shot
Pengambilan gambar terhadap dua objek yang sedang berdialog dari arah samping. Sebaiknya menggunakan kamera tambahan, dimana kamera 1 untuk orang pertama dan kamera 2 untuk orang kedua.
Teknik pengambilan gambar diatas hanyalah sebuah panduan belaka, inti dari semuanya adalah keindahan atau nilai estetika dari gambar yang dihasilkan, maka kreatifitas dan imajinasi seni yang kuat dari seorang kameramen adalah kunci utama. Jadi, Kreatif dan tetaplah kreatif kawan…!!!

0 komentar:

Posting Komentar